Selasa, 04 Oktober 2011

Yang Mengambil Akan Menyesal, Yang Tidak Mengambil Akan Menyesal.


Beberapa turis dari Eropa yang tengah berada di Afrika, menjumpai sebuah oase di tengah padang belantara.

Di dekat danau itu banyak batu-batuan dan terdapat sebuah papan bertuliskan:
"Yang mengambil batu akan menyesal.
Yang tidak mengambil batu juga akan menyesal"

Heran dengan kalimat itu, ada yang malah tertarik untuk mengambil beberapa butir batu-batu itu untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Beberapa yang lainnya tidak terlalu menggubrisnya. Jadi mereka tidak mengambil batu-batu itu dan lebih tertarik untuk menikmati segarnya air di oase itu
Setelah kembali ke Eropa, mereka menyuruh ahli batu-batu untuk memeriksa batu-batuan yg mereka bawa.

Ternyata batu-batuan itu adalah sejenis Safir yang dari luar tampaknya jelek tapi di dalamnya merupakan permata yang sangat indah dan mahal harganya.
Yang tidak membawa batu itu jadi menyesal karena tidak membawanya, tetapi yang membawanya pun akhirnya menyesal karena tidak membawa lebih banyak.

Bukankah hidup manusia serupa seperti cerita di atas?
Tuhan memberikan kehidupan yang sangat berharga. Namun bukankah kita seringkali kurang menghargai masa hidup ini justru di saat kita masih bisa hidup lama?

Hidup ini begitu bernilai. Jauh lebih bernilai daripada batu-batu Permata.
Itulah sebabnya agar kita tidak menyesal di kemudian hari, maka kita harus menjalani hidup dengan maksimal.

Bekerja dengan maksimal, Mengasihi keluarga dengan maksimal, Berkarya bagi sesama dengan maksimal.

Intinya ketika kita sudah mengusahakan yang terbaik selama hidup ini, maka kita tidak perlu lagi menyesal di kemudian hari.

Usahakan yang terbaik selama kesempatan itu masih ada. Have a Blessed Gratefull Day..

Sabtu, 17 September 2011

Memberi Untuk Menerima

Suatu malam hari di sebuah keluarga, setelah si Ayah membacakan sebuah ceriat untuk anak gadis kecilnya, si Ayah berkata kepada anak nya : "Nak, sayang gak sama Papa?". Si anak langsung menjawab : "Sayang donk Pa..". Lalu si Ayah berkata : "Kalo gitu boleh gak Papa minta kalung kamu?". Si anak menjawab : "Aku sayang sama Papa, tapi aku juga sayang sama kalung ini..". Lalu si Ayah berkata : "Ya sudah, tidak apa-apa.."

Kejadian itu terjadi berulang selama 3 hari berturut turut.. Si Anak pun berpikir, "Kenapa Papa mau minta kalung ini? Ini khan kalung pemberian Papa juga.."

Malam berikutnya, ketika si Ayah menanyakan pertanyaan yang sama, si Anak menjawab : "Aku sayang sama Papa dan kalung ini Pa, tapi kalau Papa mau kalung ini, ya sudah, aku berikan ke Papa.." Si Anak lalu membuka kalungnya dan memberikan nya kepada Ayah nya. Ayahnya menerimanya dengan tangan kirinya, memasukkan kalung itu ke kantong celana kirinya, lalu memasukkan tangan kanan nya ke kantong celananya sebelah kanan, mengeluarkan kalung yang sama bentuknya namun terbuat dari emas asli. Lalu memakaikan kalung itu ke leher anak nya.. "Sebenarnya kalung ini sudah Papa kantongi dari pertama kali Papa bertanya sama kamu. Tapi Papa menunggu sampai kamu sendiri yang menyerahkan kalung mu kepada Papa, baru Papa ganti dengan yang lebih bagus.."

Sering kali kita merasa bahwa Tuhan itu kejam dan tidak adil ketika Dia meminta apa yang sudah diberikan nya kepada kita. Padahal kita tidak tahu bahwa Dia akan menggantinya dengan yang lebih bagus lagi. Kenapa ketika kita merasa susah kita berkata "Kenapa aku Tuhan??!!", namun ketika senang kita tidak pernah menanyakan hal yang sama kepada Tuhan..

Selalu bersyukur.. Dan ingat ketika kita memberi, itu adalah Tuhan yang meminta, dan kita akan menerima yang lebih baik lagi dari Tuhan..

Jumat, 16 September 2011

Kalau Mabuk Jangan Naik Taxi!!!

Ada 3 orang preman mabuk seusai minum-minum di kafe. Mereka pulang ke rumah naik taxi. Karena si supir taxi tahu mereka sedang mabuk, si supir taxi hanya menyalakan mesin sebentar lalu mematikan mesin dan berkata : "Sudah sampe Bang.".
Lalu si Preman pertama turun dan membayar taxi.
Preman Kedua turun dan bilang "Terima kasih ya Bang."
Preman Ketiga turun, mendatangi supir taxi dn langsung menampar si supir. PLAK!!
Si supir langsung gemetaran, dia pikir pasti dia ketahuan nipuin si Preman-preman itu.
Si supir tanya : "Kenapa kau tampar aku Bang?".
Preman : "GILA KAU!! Cepat kali kau nyetir, hampir mati aku tadi.."

Kamis, 15 September 2011

Dan inipun akan berlalu...


Raja Salomo, adalah seorang raja yg terkenal dengan kebijaksanaannya.

Dan pada suatu hari, sang raja meminta kepada tukang emasnya yg sudah tua renta untuk menuliskan sesuatu di dalam cincinnya.

Raja berpesan, "Tuliskanlah sesuatu yang bisa kamu simpulkan dari seluruh pengalaman dan perjalanan hidupmu, supaya itupun bisa menjadi pelajaran untuk hidup saya".

Berbulan-bulan si tukang emas yg tua itu membuat cincinnya, lalu lebih sulitnya menuliskan apa yang penting di cincin emas yang kecil itu. Akhirnya setelah berdoa dan berpuasa, si tukang emas itupun menyerahkan cincinnya pada sang raja. Dan dengan tersenyum, sang raja membaca tulisan kecil di cincin itu. Bunyinya, "DAN YANG INIPUN AKAN BERLALU".

Awalnya sang raja tidak terlalu paham dengan apa yg tertulis di sana. Tapi, suatu ketika, tatkala menghadapi persoalan kerajaan yang pelik, akhirnya ia membaca tulisan di cincin itu dan ia pun menjadi lebih tenang, Dan Inipun akan berlalu!. Dan tatkala ia sedang bersenang-senang, ia pun tak sengaja membaca tulisan di cincin itu, lantas ia menjadi rendah hati kembali.

Betul! Ketika Anda lagi punya masalah besar ataupun sedang lagi kondisi terlalu gembira, ingatlah kalimat itu, "Dan inipun akan berlalu". (These too, will pass).

Kalimat ini, kalau direnungkan dengan bijak akan mengantarkan diri kita pada keseimbangan hidup. Tidak ada satupun yg langgeng. Jadi, ketika Anda punya masalah, tidak lah perlu terlalu bersedih. Tapi, tatkala Anda lagi senang, jgn terlalu kelewat senang.

Ingatlah....apapun yg kau hadapi saat ini, semuanya akan berlalu..

These too will pass..

Senin, 29 Agustus 2011

Penjaga Yang Tak Terlihat

Dahulu sekali, ada sebuah suku di pedalaman Kalimantan yang memiliki ritual adat kebiasaan yang cukup unik untuk anak lelaki di suku tersebut.
Seorang anak lelaki, pada umur tertentu akan dibawa oleh ayah nya ke tengah hutan, diikat ke sebuah pohon besar dan akan ditinggalkan selama satu malam.
Suatu ketika, seorang anak yang bernama Boni akan menjalani ritual tersebut.
Sang ayah mengajak Boni ke tengah hutan, setelah menemukan pohon yang cukup besar di tengah hutan, sang ayah pun mengikat Boni di pohon tersebut, lalu berjalan kembali ke arah perkampungan meninggalkan Boni.

Boni yang terikat sendirian pada sebuah pohon di tengah hutan tidak merasa khawatir karena hari masih terang. Namun ketika hari mulai gelap, Boni mulai ketakutan. Suasana mulai gelap dan mulai terdengar suara-suara yang aneh. Boni yang ketakutan pun mulai memanggil ayahnya. “Ayah, lepaskan aku..” berulang-ulang dengan suara yang kuat. Namun bukan Ayah nya yang datang, tapi suara binatang yang semakin banyak terdengar. Boni terus memanggil-manggil ayah nya sampai ia kelelahan dan habis suaranya. Namun sang ayah tak kunjung muncul untuk meleaskan ikatan nya. Sepanjang malam Boni terjaga dan terus ketakutan.
Ketika fajar mulai menyingsing dan hutan mulai terang, Boni melihat ada sesosok lelaki berada 1 meter di samping nya. Berdiri dengan siaga, sebuah parang di tangan kanan nya dan sebuah tombak di tangan kirinya. Orang itu ternyata adalah ayahnya. Yang sepanjang malam tetap siaga untuk menjaga Boni agar selamat bilamana ada serangan dari binatang buas.
Sang ayah kemudian melepaskan Boni dan mereka meninggalkan hutan dan pulang ke perkampungan.

Sering kali tanpa sadar, ritual ini terjadi dalam kehidupan kita. Tuhan yang kita pikir telah meninggalkan kita terjerat dalam beban kita, di tengah pergumulan masalah kita, ternyata tak pernah sedetik pun melepaskan kita dari perlindunganNya, dari anugerahNya selalu berkelimpahan setiap hari.

Mari kita hilangkan rasa takut dan kekhawatiran kita dengan keyakinan bahwa Tuhan selalu berada disamping kiti untuk selalu menjaga kita.

Tuhan memberikan cobaan dan masalah bukan untuk membuat kita hancur, tapi agar kita semakin kuat.

Never Fear, For God Is Always Near.

Minggu, 28 Agustus 2011

Fenomena Globalisasi


Arus globalisasi semakin tak terbendung. Seiring dengan terjadinya globalisasi, kemajuan teknologi informasi akhirnya menciptakan fenomena-fenomena baru. Terkadang fenomena ini terlepas dari pengamatan kita. Menurut Prof. Dr. Robert Sibarani, MS ada 5 fenomena yang terjadi dalam globalisasi :

1. Kesatuan Ruang dan Waktu
Di dunia teknologi informasi seperti sekarang ini, jarak seakan tidak ada lagi. Melakukan komunikasi dengan orang lain yang berjarak ratusan, bahkan ribuan kilometer dapat ditempuh hanya dalam hitungan detik. Yang dulunya dianggap jauh dan memakan waktu yang panjang, kini dapat dilakukan tanpa berpindah tempat dan dalam waktu yang singkat.

2. Kesatuan Pasar dan Perdagangan
Jual beli bahan baku dan produk atau jasa lintas negara dan benua menjadi hal yang biasa. Organisasi bisnis yang dibentuk juga memiliki skala yang lebih besar, multinasional, trans-nation, bahkan global.

3. Kesatuan Komunikasi
Teknologi informasi kini memungkinkan manusia dari negara, bahkan benua yang berbeda memperoleh informasi yang sama tanpa batas.

4. Kesatuan Budaya
Semakin lama, manusia sudah tidak dapat lagi membedakan budaya antar daerah, wilayah atau negara. Budaya seakan sudah bercampur baur menjadi satu.

5. Kesatuan Masalah
Ketiadaan batas juga menyebabkan adanya kesatuan masalah secara global. Krisis ekonomi yang saling mempengaruhi, masalah lingkungan hidup, kesehatan, bencana alam menjadi masalah bersama bagi beberapa negara.

Semua fenomena di atas mengingatkan kita bahwa perubahan globalisme ini akan membawa dunia menjadi satu.
Apakah kita siap untuk bersaing di era globalisasi?

Trisakti Soekarno untuk membangun Negara

Dulu, Presiden Soekarno pernah berkata, untuk membangun sebuah negara ada 3 (tiga) pilar yang harus dibangun :

1. Kepribadian dalam kebudayaan.
Setiap warga negara harus memiliki kepribadian yang memahami, menggunakan dan mengembangkan kebudayaan lokal yang ada di masyarakat.
Cth : Menghargai kebudayaan lokal, menggunakan bahan baku dan produk lokal.

2. Berdikari dalam Ekonomi
Adanya konsumsi bahan baku dan produk lokal secara domestik, akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta industri dalam negeri. Dimana kemapanan industri dalam negeri dan kesejahteraan masyarakat menjadi syarat untuk kemapanan ekonomi secara nasional.
Cth : Produk lokal menjadi pemimpin pasar di negeri sendiri.

3. Politik yang Berdaulat
Ekonomi yang sudah berdikari menyebabkan ketergantungan suatu negara terhadap negara lain menjadi sangat kecil, sehingga kepentingan-kepentingan para elit politik hanya bersifat lokal dan menuju satu arah demi kedaulatan dan pembangunan negara.
Cth : Tidak adanya campur tangan asing dalam pengambilan keputusan oleh pemerintah.

Disadur dari Seminar "Pembinaan Pemuda" di Medan.

Jumat, 26 Agustus 2011

Ayahanda BPK

Beberapa hari lalu, di facebook ada user baru dengan nama "BPK Ayahanda"..
BPK Ayahanda yang terletak di Jl. Ayahanda, sebelah kiri kalau kita menuju ke dalam, kira-kira 300 m melewati SMK Farmasi..

Tempatnya masih kecil, hanya 1 ruko, sekitar 4 x 8 m, 4 meja duduk, dan ada 2 tempat makan lesehan..



Nasi cukup enak, dimasak dengan kadar air yang baik..
Daging nya cukup enak, dengan kematangan yang baik (Tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek)..
Sop nya terlalu banyak merica sehingga terlalu panas untuk ukuran kami..
Darah nya punya rasa yang unik dan sangat mendukung rdaging dengan rasa dan kematangan yang pas pula..
Daun ubi sepertinya tidak terlalu matang sehingga rasa nya agak pahit dan keras..







Harga BPK Sedang Rp. 13.000,- dan Porsi Besar Rp. 17.000,-..
Gambar diatas adalah BPK Porsi sedang..

Sekian dulu soal BPK Ayahanda..

Sampai jumpa di BPK berikutnya..

:beer:










Testing my Blog

Today I am testing my blog..